• Home
  • Infomina
  • Biosekuriti Instalasi Pembenihan Udang Windu

Biosekuriti Instalasi Pembenihan Udang Windu

| Mon, 04 Jul 2022 - 10:14

Biosekuriti pencegahan penyakit melalui penerapan sistem karantina perbenihan, sterilisasi tempat pemeliharaan, sterilisasi peralatan, treatment udang yang dipelihara, serta sanitasi area tempat perbenihan.


Biosekuriti adalah suatu perangkat aturan, perlengkapan,atau peralatan  yang sangat penting untuk melakukan pencegahan, pengendalian,dan pemberantas infeksi penyakit yang bisa menyebabkan kerugian. Biosekuriti didefinisikan sebagai serangkaian usaha untuk mencegah atau mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan mencegah penyebarannya dari suatu tempat ke tempat lain. Prinsip dasar dalam pengaplikasiannya adalah isolasi dan desinfeksi.


Di Indonesia khususnya sektor perikanan, istilah dan pelaksanaan biosekuriti masih sangat terbatas dipahami pelaku perikanan, sehingga konsep ini belum banyak diterapkan. Paling tidak ada dua hal yang menyebabkan para pelaku perbenihan belum melaksanakan program ini, antara lain kurangnya pengetahuan dan konsepsi terutama tentang besarnya biaya dalam penerapan biosekuriti tanpa mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh.


Penerapan biosekuriti pada kegiatan budidaya perikanan dilakukan dengan berbagai tujuan, diantaranya untuk memperkecil risiko udang yang dibudidayakan terserang penyakit, mendeteksi secara dini adanya wabah penyakit. Selain itu diharapkan juga dapat menekan kerugian yang lebih besar apabila terjadi kasus wabah penyakit, lebih efisien dari sisi waktu, pakan  dan tenaga serta kualitas yang dihasilkan lebih terjamin


 Baca juga: Pentingnya Biosekuriti Tambak Udang


Penerapan Biosekuriti

Penerapan biosekuriti pada kegiatan budidaya perikanan berbeda-beda tergantung pada jenis komoditas perikanan yang dibudidayakan dan metode teknologi budidaya yang diterapkan serta tempat dilakukannya kegiatan budidaya. Berikut ini contoh penerapan biosekuriti pada kegaiatan perbenihan udang windu. Penerapan biosekuriti pada perbenihan udang windu khususnya ditujukan pada dua hal, yaitu upaya pencegahan dan upaya pengobatan.


Untuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam lingkungan perbenihan atau mencegah meluasnya wilayah yang terserang penyakit dalam upaya mengurangi kerugian akibat timbulnya wabah penyakit. Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain melalui penerapan sistem karantina perbenihan, sterilisasi tempat pemeliharaan, sterilisasi peralatan, treatment udang yang dipelihara, serta sanitasi area tempat perbenihan.


a. Sistem Karantina

Sistem karantina perbenihan pada prinsipnya berfungsi sebagai langkah awal tindakan pencegahan. Sistem ini tidak umum diterapkan oleh suatu  pelaku perikanan. Karantina perbenihan merupakan tempat pemeriksaan atau pemeliharaan awal dimana biota hidup jenis apapun baik induk, calon induk ataupun larva udang windu  bahkan jenis biota hidup lain dari luar yang dimasukkan kedalam lingkungan perbenihan seperti pakan segar yang hidup.


Karantina perbenihan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti ruang sterilisasi pada pintu masuk dan jalur masuk ruangan karantina, tempat pemeliharaan atau penampungan  induk dan larva serta bak pemeliharaan biota lainnya. Sebagai langkah akhir kegiatan dikarantina dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan udang atau biota lain yang dimasukkan tidak membawa penyakit.


Jika teridentifikasi adanya penyakit maka dilakukan tindakan-tindakan pengobatan khusus jenis penyakit yang masih bisa disembuhkan seperti jamur atau serangan bakteri. Tapi jika jenis penyakit yang berisiko dan tidak bisa disembuhkan seperti misalnya penyakit yang disebabkan oleh virus maka dilakukan tindakan pemusnahan.


 Baca juga: Peluang Bisnis Budidaya Udang Windu Organik


b. Sterilisasi Tempat Pemeliharaan

Sterilisasi tempat atau bak pemeliharaan meliputi bak pemeliharaan induk bak pemeliharan larva, bak pemeliharaan atau kultur plankton serta bak-bak pendukung kegiatan perbenihan seperti bak pemijahan bak penetasan telur. Sterilisasi dilakukan dengan cara pencucian menggunakan deterjen yang dicampur dengan kaporit kemudian pembilasan dengan air tawar dan pengeringan.


c. Sterilisasi Peralatan

Perlengkapan dan peralatan diharapkan selalu dalam kondisi steril. Metode sterilisasi peralatan tergantung dari jenis peralatan yang digunakan. Untuk peralatan-peralatan yang ukuran besar dilakukan sterilisasi menggunakan metode perendaman dengan kaporit sebanyak 200 ppm selama 30-60 menit. Peralatan yang ukuran kecil disterilisasi dengan menggunakan chlorin cair 100 ppm atau autoclave.


d. Treatment Biota

Selama peroses pemeliharaaan biota tidak terlepas adanya peluang terjadinya infeksi serangan penyakit, sehingga diperlukan tindakan yang bertujuan untuk tetap mencegah, mempertahankan kualitas dan kesehatan udang yang dipelihara. Kegiatan treatment (perlakuan) yang dilakukan seperti perendaman iodine sebanyak 100 ppm selama 10-15 menit.


Tindakan ini khusunya dilakukan untuk treatmen nauplii yang baru menetas dengan tujuan menghindari terjadinya serangan penyakit bakteri karena potensi adanya sumber bakteri dari telur yang menetas. Kemudian penggunaan iodin diberikan pada induk yang baru didatangkan dari luar jika diindikasi adanya gejala membawa penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bagitu pula pakan segar untuk induk atau calon induk serta naupli artemia di-treatment dengan menggunakan iodine.


Baca juga: Cara Penanganan Tepat Pasca Produksi Udang Windu


e. Sanitasi Area Perbenihan

Sanitasi atau sterilisasi area tempat perbenihan terutama pada lantai dan saluran bak pemilaharaan. Sanitiasi dilakukan menggunakan kaporit yang sudah dilarutkan kedalam air tawar sebanyak 1000 ppm. Tindakan ini bertujuan untuk mematikan dan memutus rantai mikro organisme yang bisa menyebabkan penyakit.


Efektivitas program biosekuriti tergantung pada beberapa hal, baik faktor teknis, managerial maupun ekonomi. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya sangat memerlukan kedisiplinan dan kepedulian yang tinggi baik pada level pelaksana maupun manager.


Aplikasi di tingkat pengusaha harus dilakukan secara komprehensif sehingga dapat mencegah masuk, berkembang dan menyebarnya patogen tertentu yang sangat berbahaya. Dalam suatu kegiatan perbenihan, pelaksanaan konsep ini diharapkan mampu menjadi solusi alternatif bagi terciptanya budidaya perikanan yang berkelanjutan.


 

Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh TROBOS Aqua. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.



Artikel lainnya

Udang 

Begini Teknik Ablasi Udang Windu

Minapoli

1361 hari lalu

  • verified icon6980
Udang 

Cukupkan Mineralnya, Sukses Budidaya Udangnya

Trobos Aqua

891 hari lalu

  • verified icon2915