Siasati Pandemi dengan Karantina Online

| Mon, 12 Oct 2020 - 16:45

Selama pandemi, pengguna jasa semakin terbiasa menggunakan fasilitas online yang disediakan BKIPM Yogyakarta

  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal dengan atraksi wisata dan budayanya yang istimewa. Keistimewaannya ini berhasil menarik jutaan manusia dari berbagai belahan dunia untuk berkunjung. Ternyata daerah istimewa ini juga memiliki potensi perikanan yang menjanjikan. 

  

Selain itu, wilayah DIY juga didukung sumber daya manusia yang cukup memadai. Wilayah ini memiliki sejumlah kelompok pelaku usaha perikanan baik pembudidaya maupun pengolah yang telah meraih juara nasional dan menjadi kelompok percontohan tingkat nasional. 

  

Diceritakan oleh Kepala BKIPM Yogyakarta, Hafit Rahman, potensi perikanan di wilayah kerjanya meliputi perikanan budidaya, tangkap, dan pengolahan. Contohnya produksi budidaya benih di DIY cukup tinggi dan beragam serta distribusinya hampir ke seluruh Indonesia. Begitu juga dengan perikanan tangkap di selatan Jawa. Potensi perikanan bernilai ekonomi tinggi seperti tuna, tongkol, dan cakalang sangat luar biasa. Komoditas tuna menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor dalam bentuk beku dan kalengan. 

  

Wilayah kerja BKIPM Yogyakarta meliputi seluruh kabupaten/kota di DIY (Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul dan Kota Yogyakarta), dan kabupaten/kota di Jawa Tengah bagian selatan (Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Cilacap, Kab. Kebumen, Kab. Purworejo, Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Klaten dan Kab. Wonogiri). 

 

Baca juga: Cerita Budidaya Ikan Lele di Lahan Sempit Yogyakarta

 

Lalu Lintas Komoditas 

Komoditas perikanan dominan yang dilalulintaskan pada kegiatan domestik keluar diantaranya benih bawal, benur vannamei, benih nila, benih patin, benih lele, benur udang windu, dan benih gurami. Daerah tujuannya adalah hampir seluruh Indonesia. Sedangkan komoditas yang masuk wilayah ini diantaranya sidat, ikan hias air tawar, arwana, ringau, discus, tiger fish dan sebagainya. 

  

Untuk komoditas ekspor, yang dominan dilalulintaskan adalah tuna kaleng, udang beku, tuna rebus beku, tuna pouch, kerajinan kulit kerang, ikan beku, kerajinan kulit pari, kerang rebus beku, benih lele, sirip hiu kering, guppy, dan platy. Negara tujuan ekspor diantaranya Amerika Serikat, Australia, Cina, Hongkong, India, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Spanyol, Taiwan, Thailand, Turki, dan Vietnam. 

 

 Hafit mengungkapkan, pada 2019 total volume ekspor mencapai 601 ekor untuk ikan hidup dan 19.465,19 kg untuk ikan non hidup, dengan total nilai mencapai Rp 291.983.658.385. Sedangkan volume impor ikan non hidup 1.780 kg dengan nilai Rp 77.358.800. 

  

“Adanya pandemi Covid-19 sempat mengakibatkan penurunan frekuensi lalu lintas komoditas perikanan di wilayah kami. Karena dihentikannya operasional sejumlah penerbangan. Meskipun demikian, pelayanan kami tetap berjalan semestinya. Tidak ada penghentian kegiatan pengawasan di bandara maupun pelayanan di kantor. Begitu penerbangan aktif kembali, kegiatan pengiriman juga berjalan seperti sedia kala dan kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi para petugas dan pengguna jasa,” papar Hafit. 

  

Baca juga: Belanja Ikan dari Rumah, Pilihan Bijak Lawan Covid-19


Pelayanan di Tengah Pandemi

Mengikuti perkembangan era revolusi indutri 4.0, BKIPM Yogyakarta juga telah menerapkan pelayanan berbasis online. Dikatakan Hafit, pengguna jasa langsung diarahkan untuk menggunakan aplikasi PPK Online demi kemudahan dalam pengajuan sertifikasi kesehatan ikan. 

  

“Hal positif yang dapat diambil dari pandemi ini adalah pengguna jasa semakin terbiasa dengan fasilitas online. Saat ini konsultasi dan pengawasan juga dilakukan dengan online. Pemeriksaan komoditas/ stuffing untuk daerah zona merah atau orange dilakukan dengan remote stuffing menggunakan aplikasi video call. Seperti yang sudah kami lakukan di Klaten dan Cilacap,” terang Hafit. 

 

 Sebelum adanya pandemi, pelayanan di stasiun ini memasukkan unsur kearifan lokal. Contohnya keberadaan maskot Punokawan yang diperankan oleh pegawai, penyediaan makanan ringan dan minuman tradisional seperti wedang uwuh, sari jahe instan, serta aneka jajan pasar. 

  

Diungkapkan Hafit, BKIPM Yogyakarta terus berupaya meningkatkan pelayanannya. BKIPM ini sedang merancang sistem atau aplikasi online terkait pengujian sampel. Sehingga hasil uji akan keluar secara otomatis dan terkirim ke akun pengguna jasa, lengkap dengan tagihan yang harus diselesaikan. 

  

BKIPM Yogyakarta memiliki 4 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang sudah memiliki sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Surveilan terhadap UPI rutin dilakukan. Menurut Hafit, sejauh ini selalu ada peningkatan dan perbaikan-perbaikan dari temuan yang ada. Hafit menilai, pengguna jasa di wilayahnya cukup proaktif dan komunikatif. Misalnya menginformasikan rencana pengiriman, sehingga memudahkan tim BKIPM dalam pengecekan. Selain itu, sampel harian dari UPI rutin dikirimkan oleh petugas di Wilker Cilacap untuk kemu¬dian diuji sesuai persyaratan yang ada. Adapun sampel kegiatan surveilan diambil oleh tim Inspektur Mutu BKIPM Yogyakarta secara periodik. 

  

Agar masyarakat semakin peduli pentingnya sertifikasi ini, BKIPM Yogyakarta rutin melakukan sosialisasi. “Semua itu, sebenarnya adalah untuk kemudahan para pengguna jasa sendiri. Manfaat yang didapatkan sangat besar. Sertifikasi menjadi nilai tambah bagi produk yang dilalulintas¬kan,” ucap Hafit. 

 

Baca juga: Saat Pandemi, Produksi Udang Tetap Tinggi dengan Penerapan Teknologi

 

Prestasi-Prestasi 

BKIPM Yogyakarta memiliki sejumlah prestasi. Dikatakan Hafit, UPT ini merupakan salah satu yang paling awal terakreditasi ISO 17025 untuk pengujian virus Tilapia Lake. Selain itu, telah mengantongi sertifikasi internasional untuk Laboratorium Uji terakreditasi ISO 17025 (LP-650-IDN), Sistem Pelayanan tersertifikasi ISO 9001, dan Lembaga Inspeksi terakreditasi ISO 17020 (LI-099-IDN). 

 

 Berbagai penghargaan lain juga telah diraih. Diantaranya penghargaan peringkat ke-3 atas capaian penilaian kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2019 pada kategori pagu rendah kurang dari Rp 10 Milliar dan penghargaan sebagai unit kerja terbaik III pengendalian gratifikasi dan penanganan pengaduan tahun 2019 di lingkungan KKP wilayah Jawa. 

  

BKIPM Yogyakarta beberapa kali berhasil menggagalkan lalu lintas komoditas yang dilarang baik karena dokumen yang tidak lengkap maupun karena komoditas tersebut termasuk komoditas yang tidak boleh dilalulintaskan. Misalnya baru-baru ini pemasukan ikan kering dan pengiriman cupang yang tidak dilaporkan dan tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan ikan. 

  

Hafit juga menyampaikan untuk memperkuat perannya, BKIPM menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai lembaga. Sebagai contoh pada kegiatan Inpres 01 2017, BKIPM Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota se-DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota se-DIY, Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Satuan Polisi Pamong Praja DIY dan BPOM DIY. “Sejak 2019, BKIPM Yogyakarta telah menjadi bagian dari agen data yang ikut andil dalam penyusunan DIY dalam Angka oleh BPS DIY dan Bappeda DIY. Data lalu lintas melalui BKIPM Yogyakarta sudah masuk dalam Buku Provinsi DIY Dalam Angka dan dapat diakses oleh umum,” ungkap Hafit.

 

Baca juga: Prof Rokhmin Dahuri: Ikan Hias Sumbang Devisa Rp 500 Miliar

 

Hafit juga sedikit menyinggung kegiatan Bulan Mutu Karantina 2020 yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bulan Mutu Karantina kali ini fokus pada kegiatan yang bersifat sosial. Melakukan pembagian 1.700 paket ikan segar dan olahan untuk warga di daerah Sleman, Banyumas, dan Kebumen serta tenaga kesehatan di daerah Sleman. 

  

Terakhir, Hafit berharap BKIPM Yogyakarta tetap kompak dan selalu menjadi instansi yang melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan SOP yang ada, sehingga se¬makin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sertifikasi karantina ikan dan mutu hasil perikanan merupakan suatu kebutuhan. TROBOS Aqua/Adv

 

 Artikel Asli

  

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.

Artikel lainnya

Terkini 

BPBL Ambon Siap Diseminasi Inovasi Budidaya Ikan Unggulan

Minapoli

1319 hari lalu

  • verified icon2264
Terkini 

Pulihkan Ekonomi Lewat Budidaya Perikanan Darat

Minapoli

1075 hari lalu

  • verified icon1839
Terkini 

Tips Cari Modal Buat Bisnis Budidaya Ikan

Minapoli

1100 hari lalu

  • verified icon2223