• Home
  • Infomina
  • Pelantikan SCI: Efisiensi dan Perizinan Usaha Menjadi Kata Kunci

Pelantikan SCI: Efisiensi dan Perizinan Usaha Menjadi Kata Kunci

| Fri, 28 Oct 2022 - 09:37

AQUAINDONESIA, Jakarta – Setelah sukses menyelenggarakan Musyawarah Nasional ke-5 di Surabaya pada Agustus lalu, Shrimp Club Indonesia (SCI) akhirnya melaksanakan pelantikan pengurus periode 2022-2027 di Jakarta, Selasa (25/10).


Ketua Umum SCI Haris Muhtadi dalam sambutannya berujar bahwa pengurus baru yang dilantik pada hari ini dilaksanakan ketika situasi perudangan sedang tidak baik-baik saja. Hal itu lantaran terdistraksi oleh grafik penurunan harga udang yang terus berlangsung.


“Harga tidak bisa kita dikte, itu adalah mekanisme pasar yang sifatnya bukan hanya domestik tetapi juga global. Produksi udang di negara lain juga akan mempengaruhi harga udang di Indonesia karena pasar udang kita 85% adalah ekspor, sedangkan domestik hanya 15% sehingga kita hanya mengikuti harga pasar dunia,” ujarnya.


Oleh sebab itu, dalam menyikapi situasi global yang sedang terjadi, Haris mengatakan bahwa efisiensi budidaya menjadi kunci untuk bertahan di tengah situasi ketidakpastian seperti sekarang. Ia mencontohkan, jika dulu margin keuntungan berbudidaya udang bisa mencapai 100%, tetapi sekarang hanya berkisar 30-40%.


“Kalau dulu biaya produksi 40 ribu bisa menjual udang dengan harga 80 ribu rupiah, sekarang harga jualnya hanya 65 ribu rupiah,” imbuhnya.


Baca Juga: Ketum SCI Banyuwangi: Pemilihan Karakter Genetik Benur Berdasarkan Korelasi Sistem Budidaya


Selain tentunya masalah efisiensi budidaya, penyederhanaan perizinan juga menjadi tantangan yang harus diselesaikan. Menurutnya, dengan target produksi udang 2 juta ton, maka urusan perizinan pembangunan tambak juga harus didukung oleh pemerintah, agar luasan tambak bertambah sehingga produksi udang juga mengikutinya.


“Itu harapan paling utama kami. Kami tidak minta subsidi ini itu, dibantu perizinan saja itu sudah sangat bersyukur, tapi kalau mau ekspansi misalnya 3 hektare saja perizinannya sulit, mana mungkin tercapai 2 juta ton,” harapnya.


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Tb Haeru Rahayu, mengatakan SCI menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk mendukung program pemerintah, sehingga pihaknya akan selalu membantu dan terbuka demi kemajuan perudangan nasional.


“Harga lagi jatuh, kata kuncinya satu yakni efisiensi. Kita masih kalah bersaing dengan negara lain (karena kurang efisien), sehingga kata kunci menuju efisiensi adalah semua aspek disatukan. Kalau mau survive harus mau berubah, kita tidak akan mampu menghadapi tantangan global jika tidak mau berubah,” pungkasnya.

--

Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Aqua Indonesia. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya