• Home
  • Infomina
  • Lintah Laut (Zeylanicobdella) Ancam Kerugian Besar pada Budidaya Kerapu di Tambak Maupun Karamba Jaring Apung di Perairan Batam

Lintah Laut (Zeylanicobdella) Ancam Kerugian Besar pada Budidaya Kerapu di Tambak Maupun Karamba Jaring Apung di Perairan Batam

| Mon, 18 Oct 2021 - 10:22

Ikan Kerapu Cantang yang memiliki nama latin Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus merupakan ikan hasil persilangan antara Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus dengan Ikan Kerapu Kertang dengan nama latin Epinephelus lanceolatus. Perekayasaan Ikan Kerapu Macan betina dengan Ikan Kerapu Kertang jantan menghasilkan suatu varietas baru yang secara morfologis mirip dengan kedua spesies induknya.


Pengembangan usaha budidaya kerapu perlu memperhatikan beberapa aspek pendukung seperti benih, pakan, lingkungan perairan, manajemen kesehatan serta sistem dan teknologi budidaya. Ikan ini merupakan ikan yang memiliki harga jual yang tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor yang memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi.


Penyakit yang lebih dominan menyerang ikan kerapu adalah penyakit bakterial sampai saat ini, seperti Vibrio sp. Penggunaan bahan kimia dalam penanganan penyakit pada ikan kerapu dapat berbahaya bagi manusia dalam jangka panjang. Selain itu penggunaan bahan kimia dalam pengendalian penyakit pada ikan kerapu menyebabkan kerusakan lingkungan (residu bahan kimia) dan kekebalan (resistensi) pada patogen penyebab penyakit pada ikan kerapu. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia harus dihindari dengan mencari bahan alternatif obat lainnya yang bersifat alami dalam mengobati penyakit pada ikan kerapu macan.




Kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan stres dan penurunan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. Salah satu masalah yang sering menghambat budidaya ikan ini adalah munculnya penyakit, antara lain disebabkan oleh parasit ikan Parasit adalah organisme yang memanfaatkan organisme lain yang berbeda jenis untuk tempat berlindung dan mendapatkan makanan. Serangan parasit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara faktor lingkungan, kondisi ikan, dan organisme parasit.


Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh organisme parasit. Parasit yang menyerang ikan terdiri dari ektoparasit yaitu parasit yang menginfeksi organ luar ikan (kepala, kulit, dan insang), dan endoparasit yaitu parasit yang menginfeksi organ dalam. Selain itu parasit dapat bersifat spesifik yaitu menyerang jenis-jenis ikan tertentu atau menyerang ikan pada umur dan ukuran tertentu (Ode, 2014).


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia

Umumnya kendala yang sering muncul pada budidaya ikan kerapu  adanya serangan penyakit dan menurunnya kualitas air. Hal ini disebabkan karena menurunnya kualitas air akan selalu diikuti oleh meningkatnya patogenisitas patogen, sehingga dapat menginfeksi ikan yang dipelihara. Pengelolaan kualitas air yang kurang baik pada pemeliharaan ikan di bak beton, akan menyebabkan adanya  penumpukan bahan organik di bak beton. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air dan mendukung pertumbuhan bakteri penyebab penyakit pada ikan.


Disamping itu juga akan menyebabkan menurunnya  kandungan oksigen terlarut dan menyebabkan terjadinya pembusukan (Mahasri, 2018). Kondisi yang demikian akan menyebabkan ikan menjadi stress, yang akan rentan terhadap penyakit. Salah satu kendala utama dalam budidaya yang prevalensinya masih tinggi adalah adanya serangan penyakit parasiter yang disebabkan oleh  cacing lintah Zeylanicobdella arugamensis. Cacing lintah ini termasuk dalam Phylum: Annelida, Class: Clitellata, Subclass: Hirudinea, Ordo: Rhynchobdellida, Famili: Piscicolidae, Genus: Zeylanicobdella, Spesies: Zeylanicobdella sp..


Zeylanicobdella sp, lintah laut (cacing lintah) merupakan jenis lintah laut yang termasuk dalam Filum Annelida. Cacing lintah ini memiliki dua cakram penghisap (sucker) pada bagian anterior dan posterior Zeylanicobdella sp. Bagian tubuh Zeylanicobdella sp. muda berwarna coklat tua, sedangkan saat stadia dewasa pada dorsal berwarna coklat tua dan ventral berwarna hitam pekat. Terdapat garis yang berwarna lebih terang pada dorsal tubuh Zeylanicobdella sp. Telur Zeylanicobdella sp. berbentuk bulat dengan ukuran diameter 0.51 mm dan berwarna coklat tua (Ravi et al., 2017).


Zeylanicobdella sp. cacing ini menyerang pada permukaan tubuh, mata, mulut, rongga pernafasan dan sirip paling banyak ditemukan pada sirip dorsal, ventral dan pectoral. Ikan Kerapu yang terserang akan berwarna pucat, terdapat luka dan pendarahan pada daerah yang terserang. Apabila menyerang pada sirip dan ekor maka sirip dan ekor tersebut dan geripis atau robek. Cacing lintah ini berukuran panjang berkisar antara 9.0-25 mm, ukuran diameter oral sucker mencapai 1.0 mm dan berbentuk oval, serta terdapat sepasang mata yang tampak pada dorsal di oral sucker. Diameter caudal sucker spesies ini lebih lebar dibanding oral sucker yaitu berkisar 1,8 mm (Nagasawa dan Uyeno, 2009).


Hasil observasi yang dilakukan di Keramba jaring apung (KJA) menunjukkan terdapat beberapa lokasi petak keramba yang diperiksa dan diambil sampel ikan mati. Di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap bagian insang dan apusan cairan insang dan diamati dengan mikroskop, hasil menunjukkan bahwa ditemukan rata-rata nilai prevalensi sebanyak 6 kali pengambilan)  mencapai 11 – 90% dari total sampel yang diperiksa (50 – 225 ekor), dengan intensitas (rata-rata jumlah Zeylanicobdella sp. yang ditemukan pada tiap ekor ikan kerapu) sebesar 4 – 17 individu / ekor ikan.

---


Penulis: Rahma Fitry Nur

Profesi: Staff QC
Instansi: PT. BATAM NARA


Artikel lainnya