• Home
  • Infomina
  • Bernilai Ekonomi Tinggi, Saatnya Cobia Go Public

Bernilai Ekonomi Tinggi, Saatnya Cobia Go Public

| Tue, 15 Oct 2019 - 11:30


Ikan cobia atau gabus laut memang tak sepopuler kerapu atau ikan laut lainnya. Kendati begitu, ikan cobia nantinya bisa menjadi pilihan budidaya masyarakat, karena berpeluang sebagai komoditas unggulan perikanan budidaya.

Apa alasan Cobia bisa menjadi unggulan? Selain punya nilai ekonomi tinggi, pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap penyakit dan memiliki kualitas daging yang bagus.

“Ikan cobia ini nantinya bisa dibudidaya masyarakat. Sebab, kami sudah melakukan penelitian untuk pengembangan benihnya selama 10 tahun.

Artinya, teknologi pembenihannya sudah dikuasasi dan  sesuai rencana pada pertengahan Oktober tahun 2019 akan kami launching,” papar Plt. Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Sunaryat, di Lampung.


Baca juga: Permintaan Market Mulai Tinggi, KKP Siap Genjot Suplai Ikan Cobia


Menurut Sunaryat, BBPBL Lampung sudah memiliki indukan yang siap dipijahkan dan  calon indukan yang produktif relatif cukup banyak.  Melalui indukan yang produktif ini tiap bulannya mampu menghasilkan telur sebanyak 1 juta butir( sekali memijah). “Benihnya sudah kita siapkan dan komodotas ikan cobia ini siap dikembangkan di masyarakat,” ujarnya.

BBPBL Lampung saat ini sudah siap untuk suplai benih sekitar 6.000-7.000 ekor per siklus (2-3 bulan). Artinya, dari BBPBL Lampung  minimal mampu menyiapkan benih cobia sekitar 36 ribu ekor/tahun.

Pastinya, untuk pengembangan budidaya ikan cobia di masyarakat, benihnya tak hanya dari balai saja. Untuk itu, BBPBL Lampung akan menggandeng pembenih ikan laut dalam rangka pengembangan hatchery skala  rumah tangga di masyarakat.

 “UPT lainnya pun bisa mengembangkannya, untuk mempermudah pengembangan budidaya ikan cobia di masyarakat,” papar Sunaryat.

Cara Budidaya

Benih ikan cobia ukuran 7-9 cm yang diproduksi BBPBL Lampung sudah diuji coba di sejumlah pembudidaya di Kampung Cobia, Desa Durian, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Sawaran,  Lampung. Benih ikan cobia yang diberi pakan ikan rucah dan pellet buatan ini bisa tumbuh dengan baik.

“Kurun 1 tahun bobot ikan cobia tersebut bisa mencapai 3-6 kg/ekor. Bobot cobia ini sangat tergantung cara pemberian pakannya,” ujarnya.

Budidaya ikan cobia umumnya dilakukan dengan media keramba jaring apung (KJA).  Dalam satu KJA  rata-rata-rata diisi benih ikan cobia 100 ekor (ukuran 7-9 Cm). 

Kalkulasinya, jika hasilnya rata-rata 5 kg/ekor, maka paling tidak selama satu tahun bisa memproduksi ikan cobia sekitar 4 kuintal atau 400 kg.  


Baca juga: King Cobia Komoditas Baru Budidaya Ikan Indonesia, Intip Peluang Ekspornya


“Kalau harga ikan cobia Rp 60 ribu/kg, pembudidaya bisa mendapatkan hasil sekitar Rp 2,4 juta/KJA/tahun,” katanya.

Untuk pemasarannya, Sunaryat mengatakan, pemerintah saat ini sudah menyiapkan hilirnya. “Kami sudah menggandeng PT Silivas. Perusahaan swasta tersebut siap menampung  ikan cobia yang dibudidaya masyarakat,”  ujarnya.

Rekayasa pembenihan ikan cobia sudah dilakukan sejak tahun 2009. Saat itu, induk ikan cobia merupakan ikan hasil budidaya (F1) dari Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut (BBRPBL) Gondol-Bali.  Pembenihannya pun dilakukan secara alamiah.

Plt. Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Sunaryat mengatakan, selama ini komoditas ikan cobia memang belum dikembangkan.

Setelah dilakukan rekayasa pembenihan secarara alamiah selama 10 tahun  dan ada kepastian benihnya dari balai, tahun ini sudah siap dimasyarakatkan.

“Kalau dimasyarakatkan, tentunya kami harus mengatur strateginya supaya kebutuhan benih untuk budidaya bisa tersedia setiap saat,” katanya. 

Pada tahap awal, BBPBL Lampung bisa memproduksi benih ikan cobia sekitar 5.000 ekor per bulan. Saat ini BBPBL Lampung sudah rutin memproduksi benih cobia sekitar 7.000 ekor per siklus (2 bulan).


Baca juga: King Cobia, Jadi Alternatif Komoditas Baru


Sumber : Tabloid Sinar Tani 

Artikel lainnya