Udang Galah: Kiat Menjadi 50%

| Mon, 04 Jul 2022 - 09:59

Momok bernama kelulusan hidup larva itu sudah lama menjadi penyebab macetnya budidaya Macrobrachium rosenbergii. Banyak hatchery yang tak berkutik. Pun balai-balai penyedia bibit milik pemerintah. ‘Paling maksimal SR yang didapat hanya 15-20%,’ kata Yus Warseno dari Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul di Yogyakarta. Artinya bila pembibit memelihara 10.000 larva, yang lolos sampai PL (post larva) berukuran 1 cm hanya 1.500-2.000 ekor.


Pantas para peternak seperti Anto di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, dan Gatot Wibisono di Sleman, Yogyakarta, berulang-ulang membiarkan kolam-kolam mereka kosong. ‘Kebutuhan saya sekitar 6.000 bibit/bulan,’ ujar Anto yang sampai berburu ke hatchery di Pelabuhanratu, Jawa Barat. Gatot pun seringkali mendapat bibit jelek. Dampaknya, ‘Hasil produksi menurun hanya 600-700 kg per 6 bulan panen,’ katanya. Bila mendapat bibit bagus, 1 ton udang galah bisa digenggam.


Air mengalir

Menurut Dr Fauzan Ali, peneliti dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI di Cibinong, Bogor, rendahnya SR pada pembibitan udang galah dipengaruhi banyak faktor. Antara lain pemilihan induk, cara budidaya, pakan, kualitas air, dan sifat udang yang kanibal. Untuk mendapat puluhan ribu larva unggul perlu dipilih induk jantan berbobot di atas 50 g dan betina 40 g. Umur keduanya berkisar 8-20 bulan. ‘Jantan dan betina tubuhnya harus mulus tanpa lumut,’ ucap Fauzan. Karapas induk yang ditumbuhi ganggang hijau bersel satu itu membuat kurus sehingga jumlah telur sedikit.


Di bak pemijahan perbandingan jantan dan betina, 1:5. ‘Bila tidak cocok jantan saling berkelahi sehingga tidak jarang betina mati,’ kata Fauzan. Setelah memijah, betina menggendong telur selama 21 hari. Saat telur berubah warna dari kuning ke jingga, cokelat, sampai abu-abu, pindahkan betina ke bak berisi air bersalinitas 8-10 ppm. Berselang 2 hari telur yang menempel di tubuh lepas. Induk betina segera betina dikembalikan ke kolam. Larva dipindah ke bak pembenihan dengan salinitas 12 ppm.


Baca juga: Udang Galah: Lebih Singkat dengan Biofloc


Berdasarkan pengamatan Yus Warseno, larva udang galah hidup nyaman pada suhu stabil 28-30 oC. ‘Perubahan suhu lebih dari 2oC membuat larva stres,’ kata Yus. Selain itu, pakan penting untuk meningkatkan bobot larva. Larva berumur 4-5 hari cukup mengkonsumsi artemia. Namun, setelah 6 hari berikan pakan buatan dengan kadar protein 40%.


Sisa pakan dan kotoran tak boleh dibiarkan mengendap di bak. Bila itu terjadi akan muncul amonia yang menyebabkan oksigen terlarut berkurang. Untuk mengatasi hal itu Fauzan mengganti air sebanyak 25% setelah 4-5 hari dari sejak larva pertama kali dipindah. Selanjutnya pergantian 25% air dilakukan 3 hari sekali dan seminggu terakhir sebelum dipindahkan ke bak pendederan setiap sekali 2 hari.


Menurut Haryo Sutomo Api, peneliti crustaceae di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, turunnya kualitas air membuat bakteri patogen seperti Vibrio sp gampang berkembang biak. ‘Bakteri itu yang membuat SR larva maksimal 20%,’ kata Haryo. Sebab itu pada sistem resirkulasi sebelum melewati filter karang dan kapur air disinari lampu UV berkekuatan 30 watt terlebih dahulu. Proses yang berlangsung 2 jam setiap 2 hari itu dilakukan selama pemeliharan 30-40 hari. Hasilnya SR larva terdongkrak menjadi 50%.


Nun di Vietnam, pembibitan memakai green water untuk meningkatkan SR sampai 80%. Menurut Ir Coco Kokarkin Soetrisno, MSc, PhD, kepala Balai Budidaya Air Payau Ujong Batee di Aceh, cara di Vietnam dapat ditiru di sini. Berdasarkan pengamatannya larva udang menyukai kondisi gelap seperti efek dari green water. ‘Chorella dalam green water juga mampu menyerap racun di air,’ ujar Coco.


Baca juga: Cara Praktis Budidaya Udang Air Tawar dengan Portable Pond System


Bambu vertikal

Permasalahan penting lainnya dalam budidaya udang galah adalah kanibalisme. Layaknya keluarga Crustaceae, kanibalisme terjadi pada saat pergantian kulit atau moulting. Saat itu kondisi larva udang lemah dan mudah diserang oleh sesamanya. Ini umumnya terjadi bila tidak dibuat tempat persembunyian bagi larva moulting dalam bak pembenihan.


Berkaca dari sistem rumah susun pada pembesaran udang galah, Fauzan mengadopsi cara itu pada pembibitan. Bentuk tempat bersembunyi tidak bertingkat melainkan hanya potongan bambu yang dipasang vertikal. Caranya, bambu kering dan tak berlendir dipotong sepanjang 60 cm dengan lebar 2 cm. Setelah itu kurang lebih 6 potong diikat lalu ditaruh di dasar kolam. Dalam 1 bak dapat diisi 6-7 rangkaian bambu.


‘Sebatang bambu dapat ditempati 35 benur,’ ujar Fauzan. Tempat sembunyi itu meningkatkan kelulusan hidup benur sampai menjadi 40%. Nah, bambu dan lampu UV merupakan teknik baru untuk melambungkan ketersediaan benih. Apalagi jika keduanya dipakai bersama-sama. Mau mencobanya?


 

Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Trubus Online. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.


Artikel lainnya