• Home
  • Infomina
  • Tetap Semangat Meraih Pundi Rupiah di Tengah Reruntuhan dan Pandemi

Tetap Semangat Meraih Pundi Rupiah di Tengah Reruntuhan dan Pandemi

| Tue, 09 Nov 2021 - 14:46

Kelompok Ares adalah salah satu kelompok pengolah hasil perikanan yang ada di Kota Mataram yang beralamat di Jalan Dr. Sutomo No. 3 Kelurahan Karang Baru Kecamatan Selaparang. Kelompok ares beranggotakan sebanyak 13 orang yang diketuai oleh Ibu Baiq Rokh Hilmi dan sudah menjalankan usaha pengolahan keripik sejak tahun 2011.


Dalam merintis usahanya kelompok ares mengawali kegiatannya dengan mengolah pelepah pisang untuk dibuat  menjadi keripik yang kemudian dipasarkan di kios dan toko-toko yang ada di kota mataram namun usaha yang dijalankan tersebut ternyata tidak semulus yang dibayangkan karena dalam proses pemasarannya banyak kendala yang dihadapi seperti, produk ditolak dengan alasan sudah banyak produk dengan jenis yang sama, produk banyak yang dikembalikan karena sedikit pembeli.


Namun kendala yang dihadapi tersebut tidak menyurutkan semangat kelompok untuk terus berusaha mencari inovasi baru dalam pengolahan dan strategi di dalam memasarkan produknya. Seolah seperti gayung bersambut, pada tahun yang sama pengurus kelompok yaitu Ibu Baiq Rokh Hilmi (Emy) dan Baiq Yusmini (Yus) mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan pengolahan rumput laut yang diadakan oleh BPPP Banyuwangi. Berbekal dari uang saku yang diberikan saat pelatihan itu lah mereka menjadikan modal usaha untuk mengembangkan hasil pelatihan yang telah diperoleh berupa kerupuk rumput laut. 




Program PIJAR (padi, jagung dan rumput laut) NTB dan Penetapan daerah NTB oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu daerah minapolitan budidaya rumput laut pada tahun 2013 memberikan dampak yang positif bagi masyarakat NTB dimana pada tahun tersebut produksi rumput laut dan jagung cukup melimpah dan banyak instansi maupun pihak akademisi yang melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan produk makanan dengan bahan jagung maupun rumput laut. Adanya kesempatan untuk ikut dalam pelatihan pengolahan jagung dan rumput laut memberikan banyak pengetahuan baru bagi kelompok ares sehingga menambah semangatnya untuk mengembangkan produk olahan yang dibuat.


Seiring berjalannya waktu produksi pengolahan keripik rumput laut kelompok ares semakin banyak dikenal dan diminati ditambah lagi pada tahun 2014 kelompok ares memperoleh bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) berupa alat dan sarana prasarana pengolahan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga peralatan yang dimiliki untuk mengolah produk keripik rumput laut semakin lengkap dan dapat menambah jumlah produksi. Selain mengolah keripik rumput laut, kelompok ares juga mengembangkan inovasi untuk mengolah produk dari  bahan pangan lainnya  yang dikombinasikan dengan bahan rumput laut sehingga tercipta produk olahan yang sehat dan bergizi. Produk pengolahan rumput laut  tersebut berupa kerupuk, keripik, kerupuk kolang kaling, rengginang, dan kopi.


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Namun sayang, malang tidak dapat ditolak dan untung tidak dapat diraih, musibah bencana alam gempa bumi menerjang Lombok dan sekitarnya pada akhir bulan Juli hingga Agustus. Hal tersebut berdampak pada pariwisata pulau Lombok sehingga permintaan pasar pun mulai menurun. Di tengah suasana yang masih “berkabung” datanglah Program percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Optimalisasi Usaha Pengolahan Rumput Laut Mendukung Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Gempa Di Kota Mataram.


Program yang diberikan oleh BBRBLPP Gondol Bali ini membawa angin segar kepada kelompok ARES dan warga sekitar yang terdampak gempa. Sejak dilaksanakannya program ini, anggota kelompok dan warga sekitar yang terdampak gempa mulai bersemangat dan bangkit dari keterpurukannya, guna memulihkan keadaan ekonomi mereka. Meski masih berada dalam tenda pengungsian, peserta program percontohan ini tetap semangat dalam berproduksi dan membagikan ilmu yang mereka dapat kepada masyarakat sekitar yang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal pasca gempa terjadi. Awal tahun 2019 pariwisata pulau Lombok khususnya Kota Mataram kembali bangkit. Produksi kelompok mulai meningkat dari tahun sebelumnya. 


Ketika pariwisata Kota Mataram mulai menggeliat pasca terjadinya gempa bumi pertengahan tahun 2018 lalu hingga akhirnya pada bulan Maret tahun 2020, musibah kembali terjadi yaitu dengan ditetapkannya virus covid-19 sebagai pandemic dunia. Kegiatan produksi kelompok Ares kembali terpuruk, ratusan bahkan ribuan bungkus produk milik kelompok harus dikembalikan oleh toko oleh-oleh. Mengalami kerugian yang sangat besar, namun kelompok tidak meratapi nasibnya terlalu lama. Kelompok tetap melakukan produksi meski dengan jumlah yang sangat sedikit. Masa pandemic covid-19 ini memunculkan inovasi baru dari kelompok yaitu berupa minuman serbat jahe rumput laut. 


Melihat semangat kelompok dengan tetap melakukan kegiatan yang dijalani meski masih dalam kondisi pandemic itulah, maka pada tanggal 11 November 2020 Kelompok mendapatkan kehormatan  untuk dikunjungi oleh Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Ibu Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi, M.Si dan Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol Bapak Ir. Bambang Susanto, M.Si. Dalam kesempatan tersebut Ibu Lilly memberikan motivasi dan bimbingan serta merekomendasikan langsung agar kelompok ares ini dapat dijadikan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) sebagai tempat pelatihan pengolahan perikanan yang berbasis rumput laut dan produk hasil perikanan lainnya.

---


Penulis: Anggun Rizki Siami Aprilina

Profesi: Penyuluh Perikanan

Instansi: Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan-Gondol

Artikel lainnya