• Home
  • Infomina
  • Tantangan dan Kesempatan Baru Akuakultur Global

Tantangan dan Kesempatan Baru Akuakultur Global

| Tue, 02 Nov 2021 - 15:51

Seperti semua industri lainnya, akuakultur perkembangan dan kemajuannya berlandas pada  pasar.  Pasar  semakin  berkembang  seiring  dengan  pertumbuhan  konsumen.  Trend  yang menarik, konsumen  terus tumbuh menuntut tidak hanya kuantitas dan kualitas lebih   tapi juga pilihan, keunikan dan eksklusifitas  bagi konsumen yang semakin dinamis cara hidup dan sudut pandangnya. Mari kita bahas point-point berikut ini  yang seringkali muncul di media mengenai pasar ikan akuakultur:


I.  Keberlanjutan
 Teknologi Penghemat Air

Konsumen  semakin  peduli  dengan  lingkungan,  pada  intinya  mereka  sadar  alam mempunyai  batas  daya  dukung  untuk  pemenuhan  pangan  termasuk  akuakultur.  Khususnya teknologi yang digunakan berkisar pada pemeliharaan kualitas air, ambil contoh  Recirculating Aquaculture  System  (RAS).  Dengan  RAS,  air  bersih  sebagai  sumber  daya  alam  yang  semakin berkurang  dapat  dihemat  dengan  efektif.  Beragam  teknologi  filtrasi  dicoba  mulai  dari  fisik, kimiawi dan biologis.


Dengan cara ini faktor luar dapat diminimalisir,  efek cuaca tidak menentu hasil langsung perubahan  iklim  tidak  banyak  mengganggu.  Ciri  khas  lain RAS adalah  ketergantungan  akan  energi,  listrik dibutuhkan  dalam  daya  besar  dan  stabil  terus  menerus  tanpa  berhenti,  pengorbanan  yang setimpal dengan  meningkatnya kepastian akan panen yang baik, sesuai harapan dan menjaga stok air bersih  berharga  selalu  mencukupi.  Konsumen  menginginkan  dan  membutuhkan  ikan dihasilkan dari metode budidaya hemat air.




II. Eksklusifitas

Yang  menarik  dari  pasar  eksklusif  hasil  akuakultur  adalah  trend  dan  keunikannya, meningkat  dari  waktu  ke  waktu,  salah  satunya  sebagai  substitusi  dari  produk  asli  yang  jauh lebih  mahal,  ambil  contoh  caviar  Ikan  Sturgeon  (Acipenser  sp.)  albino  hasil  budidaya  yang merupakan substitusi caviar almaz, produk unik hanya dihasilkan Ikan Sturgeon betina berumur 100  tahun,  tak  hanya  sebagai  substitusi,  caviar  sturgeon  albino  juga  membentuk  pasar tersendiri.  Satu  contoh  lain  adalah  daging  Ikan  Salmon  leucustic  yang  di  pasar dinamakan ivory white salmon atau salmon putih gading, lebih dari itu penambahan variasi produk  dari  sebuah  industri  akan  berdampak  positif  bagi  pemasarannya,  menambah  sehat rantai pendukung termasuk industri pakan. 


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


III. Teknologi
Automatic Feeder

Perbedaan sudut pandang  berakibat  tidak tergalinya teknologi  akuakultur  antar daerah, lebih lanjut antar benua.  Kita bahas  automatic feeder,  teknologi lama  sering  dipakai di Negara maju mempunyai potensi tambahan jika kita meningkatkan  frekuensi pemberian pakan, banyak literatur yang membahas  potensinya,  dengan  atau  tanpa  penambahan  dosis  peningkatan frekuensi mencegah pakan menumpuk di dalam usus, mencegah  bloating  dan infeksi  lanjutan. Lambung ikan kecil  dan usus  teramat halus mampu menyerap secara optimal jika pakan masuk secara  perlahan  tanpa  tergesa  dan  menumpuk.  Tidak  ada  alasan  untuk  berhenti menyebarluaskan teknologi ini di negara berkembang.


Lampu Light Emitting Diode (LED)

Teknologi  cukup  lama  yang  berkembang  di  negara  maju  lainnya  adalah  lampu  celup. Dengan  teknologi  LED  yang  semakin  murah,  menyediakan  penerangan  24  jam bagi  ikan  yang dibesarakan. Efeknya  ikan  terus aktif mencari makan  tanpa mengganggu siklus tidur. Teknologi penerangan  ini  tidak  cocok  bagi  semua  jenis  ikan,  ikan  nokturnal  seperti  Ikan  Lele  (Clarias gariepinus) merubah  perilaku menjadi semakin agresif,  menurunkan baik Feed Convertion Ratio (FCR) dan Survival  Rate  (SR). 


Teknologi  ini  sangat  cocok  dipakai  di  Ikan  Nila  (Oreochromis niloticus)  apalagi  dengan  kemampuannya  sebagai  filter  feeder  akan  selalu  aktif  makan seterusnya  sepanjang  hari  dan  malam,  tidur  dan  makan  sepuasnya  sampai  memperpendek waktu panen. Ikan Nila sebagai  aquatic chicken disukai secara global terbuka luas untuk potensi pasarnya. Optimasi teknologi yang sudah ada  di akuakultur pada akhirnya akan menekan harga jual, eksklusif dan unik tapi terjangkau, kriteria yang selalu dicari konsumen.

---


Penulis: Aji Subakti

Profesi: Karyawan Swasta

Instansi: -


Artikel lainnya

LensaMina 

Keanekaragaman Perikanan di Indonesia

Minapoli

921 hari lalu

  • verified icon5108
LensaMina 

Geliat Media Asa Mengembangkan Industri Akuakultur

Minapoli

912 hari lalu

  • verified icon1283