• Home
  • Infomina
  • Pemanfaatan Tumbuhan Air Lemna minor dan Hydrilla verticillata sebagai Pakan Ikan

Pemanfaatan Tumbuhan Air Lemna minor dan Hydrilla verticillata sebagai Pakan Ikan

| Wed, 17 Nov 2021 - 11:05

Pakan merupakan faktor utama yang paling mempengaruhi keberhasilan dalam aktivitas budidaya dan merupakan komponen yang paling besar biaya produksinya. Pakan terbagi atas 3 jenis yaitu pakan alami, pakan tambahan dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan yang tersedia di alam baik fitoplankton maupun zooplankton, pakan tambahan merupakan pakan yang ditambahkan dari luar kolam budidaya seperti daun-daunan dan limbah peternakan, serta limbah rumah tangga dan  pakan buatan adalah pakan yang telah disusun berdasarkan formulasi tertentu yang ditujukan untuk memperoleh pakan dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ikan. 


Olehnya, ketersediaan tumbuhan Lemna minor dan Hydrilla verticillata  diharapkan mampu mengurangi penggunaan pakan komersil dalam menunjang pertumbuhan ikan budidaya. Faktor pentingnya adalah ketersediaannya yang cukup dan berkelanjutan namun termanfaatkan, serta memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan yakni protein, mineral, dan lemak yang cukup.




Lemna minor dan Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan air dengan jumlah penyebaran yang cepat, sehingga sering mendominasi perairan.  Tumbuhan ini lebih dikenal sebagai gulma perairan yang cenderung sulit dikendalikan.  Dalam upaya mengurangi jumlah penyebarannya maka tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup yaitu Lemna minor memiliki protein 27,68%, mineral 93%, lemak 2% (Firdaus dkk 2017) dan Hydrilla verticillata memiliki kandungan protein 19,03%, mineral 93% dan lemak 1,43% Rifai (1987).


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Kandungan nutrisi tumbuhan air inilah diharapkan mampu mengurangi penggunaan pakan buatan dalam menekan biaya produksi pakan. Pemanfaatan Lemna minor dan Hydrilla verticillata sebagai pakan juga mempunyai arti penting jika ditinjau dari masalah pengendalian gulma air,dan nilai estetika perairan, mengingat tumbuhan ini sulit dikendalikan penebarannya.


Pemanfaatan tumbuhan air ini sangat sesuai dengan konsep yang pernah diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu konsep Blue Economy dengan agenda tidak adanya limbah yang terbuang dari produk kelautan dan perikanan.  Penerapan Blue Economy pada pembangunan kelautan dan perikanan diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, tanpa limbah, dapat melipatgandakan manfaat ekonomi, membuka lapangan kerja lebih luas, meningkatkan  pendapatan masyarakat dan sekaligus melindungi lingkungan dari kerusakan.

---


Penulis: Eka Rini R. Daud

Profesi: Mahasiswa

Instansi: Universitas Muhammadiyah Luwuk

Artikel lainnya