Teknik Pemijahan Ikan Patin

| Tue, 03 Apr 2018 - 21:44

 

Dalam budi daya ikan patin, pemijahan adalah salah satu cara mendapatkan bibit baru. Adapun proses ini bisa dibedakan menjadi pemijahan alami dan buatan. Saat ini, pemijahan ikan patin banyak dilakukan dengan teknik pemijahan buatan, yaitu melalui pemberian kelenjar hipofisa (kelenjar untuk merangsang proses reproduksi ikan) ikan lain atau hipofisa buatan dengan bantuan hormon gonadotropin.


Pemilihan dan Seleksi Induk

Proses pemijahan sendiri diawali dengan mempersiapkan induk jantan dan betina. Pemilihan induk merupakan faktor yang sangat penting karena induk dengan kualitas baik akan menghasilkan benih yang baik pula.

Induk betina yang matang umumnya berumur sekitar 3 tahun, memiliki berat minimal 1,5 hingga 2 kg, dengan perut yang membesar dan terasa lembek saat diraba. Organ kelaminnya pun membengkak dan berwarna merah tua.

Adapun induk jantan umumnya berumur paling tidak 2 tahun, memiliki berat 1,5 hingga 2 kg, memiliki kulit perut tipis dan lembek, serta organ kelaminnya membengkak dan berwarna merah.

Matangnya telur dari induk betina bisa dicek dengan cara berikut:

- Ambil sampel telur dari 1 ekor induk betina menggunakan selang kateter. Dengan hati-hati, masukan selang pada kloaka (organ kelamin ikan) sedalam 3 cm, lalu ujung selang lainnya disedot hingga butir telur masuk ke dalam selang.

- Simpan telur yang ada di dalam ke dalam wadah, tetesi dengan larutan formalin, alkohol dan larutan asetid yang dicampur dengan perbandingan 6:3:1. Larutan ini berfungsi untuk mengetahui kematangan telur.

- Telur yang matang tampak bulat, berwarna putih kekuning-kuningan dan inti telurnya terpisah dari cangkang.

Baca juga: Benih Ikan Patin Warung Benih


Proses Penyuntikan (Induced breeding)

Seperti dikatakan di awal tadi, pemijahan buatan dilakukan dengan memberikan kelenjar hipofisa pada ikan patin melalui proses penyuntikan. Proses ini dilakukan secara intramuskular (injeksi ke dalam otot tubuh) di belakang sirip punggung ikan. Jarum dimasukan sedalam 2 cm dengan kemiringan sekitar 40 derajat.

Dosis kelenjar hipofisa yang disuntikan berbeda antara hipofisa alami dan buatan. Untuk hipofisa alami, dosis yang diberikan sekitar 0,12 ml. Sedangkan untuk hipofisa buatan, dosis yang diberikan untuk jantan sekitar 0,3 ml/kg dan betina 0,5 ml/kg.

Penyuntikan kelenjar hipofisa buatan dilakukan 2 kali terhadap induk betina. Pada suntikan pertama, dosis yang diberikan sekitar sepertiga bagian dosis total. Adapun pada penyuntikan kedua, dosisnya dua per tiga bagian dari dosis total.

Jarak antara penyuntikan adalah 8 hingga 10 jam setelah penyuntikan pertama. Sedangkan untuk jantan hanya sekali dan dilakukan bersamaan dengam penyuntikan pertama pada induk betina.


Pelepasan Telur dan Pembuahan

Pada proses ini, telur dari induk betina dan sperma dari induk jantan akan dicampurkan di luar tubuh ikan. Perut dari induk betina dan jantan diurut dari bagian depan ke bagian belakang secara perlahan-lahan. Kemudian, telur dan sperma bisa langsung ditampung pada wadah yang sama.

Lakukan pengadukan dengan bulu ayam sekitar setengah menit secara perlahan. Kemudian masukan air dan garam dengan perbandingan 1:4 ke wadah sambil tetap diaduk.

Untuk membuang kotoran, lakukan penggantian air bersih sebanyak 2 hingga 3 kali. Gunakan larutan lumpur untuk membersihkan lendir yang menempel dan memisahkan telur yang menggumpal. Lumpur yang digunakan berupa lumpur atau tanah dasar kolam yang dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 100 derajat Celsius.

Telur yang mengalami pembuahan akan mengembang, ukuran telur terlihat lebih besar dan berwarna kuning. Sedangkan telur yang tidak mengalami pembuahan berwarna putih dan akan mengendap di dasar.

Proses Penetasan Telur

Proses penetasan telur dilakukan pada corong-corong penetasan. Wadah yang akan digunakan sebaiknya dicuci bersih dan dikeringkan terlebih dahulu. Air bersih kemudian dimasukan ke semua wadah. Nyalakan pompa isap agar air bersih terus mengalir dan terjadi sirkulasi air di seluruh wadah.

Telur ikan patin yang akan ditetaskan dimasukan kedalam corong penetasan kemudian disebarkan menggunakan bulu ayam. Debit air yang dialirkan harus diatur agar telur selalu berada dipermukaan dan tidak menumpuk di dasar corong. Kepadatan telur sebaiknya sekitar 400 hingga 500 butir per liter air atau 10.000 hingga 20.000 butir per corong.

Nah, seperti itulah proses pemijahan pada ikan patin untuk mendapatkan benih dengan kualitas terjaga. Pemijahan yang dilakukan mandiri akan mengurangi tingkat stres pada benih ikan karena tidak adanya proses pemindahan dengan jarak yang  jauh.

Temukan Benih Ikan Berkualitas Disini!

 

Sumber :

http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.co.id/2015/01/pemijahan-ikan-patin.html

http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pemijahan-ikan-patin-methode-dry.html


Minapoli adalah Marketplace Akuakultur Indonesia No. 1 yang membantu anda menemukan berbagai kebutuhan informasi dan produk budidaya ikan anda. Temukan berbagai produk akuakultur di Pasarmina, info lainnya seputar akuakultur di Infomina, dan event perikanan terdekat di Eventmina

Artikel lainnya

Patin 

Begini Cara Pemanenan Ikan Patin yang Benar

Minapoli

672 hari lalu

  • verified icon3323
Patin 

Patin: Yuk, Budidaya Pustina!

Minapoli

965 hari lalu

  • verified icon2867