Pakan Efisien, Budidaya Nila Konsisten

| Thu, 29 Apr 2021 - 10:07

Budidaya ikan di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung mulai dikelola oleh generasi kedua yang berlatar belakang pendidikan tinggi. Dampak positifnya, dalam menjalankan budidaya mereka lebih selektif dalam memilih benih dan pakan serta melakukan hitung-hitungan secara matematis sehingga budidaya lebih efisien.

 

Satu pembudidaya generasi kedua yang mulai berkiprah di bidang budidaya ikan di punggung Bukit Barisan Selatan ini adalah Elva Edison. Saat ini Elva mengelola ikan nila pada tiga 3 kolam seluas setengah hektar (ha). 

 

Untuk benih, Elva menggunakan benih nila strain gesit. “Untuk benih ikan nila, Sumberjaya sudah swasembada bahkan sudah surplus. Namun persoalannya produksi benih dari UPR (Unit Pembenihan Rakyat) belum tentu kualitas A dan B. Oleh sebab itu kita harus betul-betul sleektif dalam memilih benih mengingat benih merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan budidaya,” ujar sarjana psikologi STKIP PGRI Bandarlampung ini.

 

Baca juga: Ukuran Pelet Tepat, Produksi Benih Nila Maksimal

 

Budidaya Efisien Pakan

Dalam berbudidaya, Elva mengakui harus cermat dalam menerapkan manajemen pakan. Untuk itulah, dia pun sebisa mungkin mengaplikasikan pakan yang sesuai dengan targetnya untuk mencapai rasio konversi pakan (FCR) paling rendah. Sejauh ini, akunya, FCR rata-rata budidaya nila yang ia terapkan berkisar 1,25-1,3. 

 

Dengan penerapan manajemen pakan yang baik; ia mengaku bisa mendapat keuntungan usaha yang lebih baik. Manajemen pakan ini, ia mulai dari pemilihan pakan yang cocok hingga aplikasi pola pemberian pakan. 

 

Tidak itu saja, untuk laju sintasan pun ia mengaku terbantu dengan pemilihan pakan yang sesuai. Pakan yang sesuai, ungkapnya, telah memberikan hasil cukup memuaskan bagi usaha budidayanya. 

 

Beli pakan ikan nila disini!


Saat ini, SR nila nya menjadi di atas 60 % dengan kepadatan tebar tetap rata-rata 10 ekor per meter kubik (m3) . Menurut Elva, naiknya SR mendongkrak keuntungan karena hasil panen meningkat. “Dengan pemilihan dan penerapan yang baik, budidaya pun baik,” ujar putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Cucu Marsudi dengan Siti Jubaidah ini.

 

Lebih jauh, ia mencontohkan dengan pemilihan pakan yang sesuai dengan pola budidayanya. Yaitu, ia memilih jenis pakan yang kandungan lemaknya rendah dan menyatu dengan pakan, sehingga termakan oleh ikan. “Kadang, kalau pakan dengan kandungan lemaknya lemaknya lebih tinggi dan berada pada bagian luar sehingga ketika ditebar ke kolam langsung menyebar sehingga merusak kualitas air,” Elva bercerita dari pengalaman.

 

Ia menyebut, kandungan lemak pakan yang berada pada bagian luar pakan, aromanya lebih kuat sehingga pembudidaya menganggap lebih baik. Padahal, menurutnya ini justru merugikan karena terbuang ke air dan tidak termakan oleh ikan. 

 

Baca juga: Budidaya Ikan Nila di Kolam Air Deras


Bagi keluarga Elva yang juga merupakan pedagang ikan sangat menguntungkan menggunakan pakan yang rendah lemak. Pasalnya, bobot ikan lebih stabil sehingga  nilai susut ikan rendah ketika dikirim ke pasar lebih kecil. Saat ini penjualan ikannya per hari yang dikirim ke Palembang, Sumsel dan Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Lampung.  

 

Untuk ukuran panen, Elva mengaku tergantung permintaan pasar. Untuk pasar Palembang, dikirim ikan ukuran 4-5-6 ekor per kg. Sementara untuk pasar Menggala, Kabupaten Tulangbawang diperlukan ikan yang lebih besar yakni ukuran 2, 3 dan 4 ekor per kg.


Artikel asli



Artikel lainnya