• Home
  • Infomina
  • Outlook Perikanan 2021, KKP Fokus Tingkatkan Ekspor Komoditas Unggulan Udang

Outlook Perikanan 2021, KKP Fokus Tingkatkan Ekspor Komoditas Unggulan Udang

| Wed, 24 Mar 2021 - 09:39

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan subsektor perikanan budidaya mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan seluruh potensi yang dimiliki.


Menurutnya, akuakultur Indonesia memiliki sejumlah komoditas unggulan di pasar ekspor.


"Produk ekspor yang menjadi fokus KKP di antaranya udang, lobster, dan rumput laut," kata Slamet dalam Outlook Perikanan 2021, Kamis (18/3/2021).


Dia menyatakan, udang dipilih menjadi komoditas prioritas karena memiliki volume ekspor yang cukup tinggi.


Baca juga: Dua Teroboson Menteri Trengggono Kembangkan Perikanan Budidaya


Data menunjukkan ekspor udang Indonesia sebesar 239 ribu ton dengan nilai transaksi 2,04 miliar dolar AS.


"Kontribusi udang Indonesia tercatat 7,15 persen dari total ekspor dunia. Saat ini Indonesia merupakan produsen udang terbesar di dunia setelah China," tuturnya.


Slamet menjelaskan bahwa saat ini akuakultur menjadi kekuatan pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia. Pemerintah juga sedang mendorong pengembangan kampung budidaya yang berbasis pada kearifan lokal.


Baca juga: Menteri Trenggono Ajak Startup Perikanan Cermat Baca Kebutuhan Pasar Dunia


"Kita ketahui sebagai negara maritim sumber daya ikan kita sangat pesat tetapi bila dieksploitasi secara terus menerus tanpa mempertimbangkan keberlanjutan maka untuk mengembalikan diperlukan upaya yang tidak kecil dan waktu yang tidak sebentar," tukasnya.


Sebelumnya, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menargetkan volume ekspor udang bisa naik 3 kali lipat atau lebih dari 250 persen hingga tahun 2024. 


Menurutnya, sasaran ekspor komoditas ini diutamakan ke Amerika Serikat (AS) hingga China.


"KKP akan memfasilitasi pengembangan shrimp estate yakni sistem budidaya dengan skala intensif,dengan target produksi berkisar 40 ton per hektare dalam setahun," kata Menteri Trenggono.


Sumber: Tribun News


Artikel lainnya