• Home
  • Infomina
  • Manajemen Penyakit secara Holistik bersama Elanco

Manajemen Penyakit secara Holistik bersama Elanco

| Fri, 10 Dec 2021 - 14:30

Elanco menawarkan rangkaian produk terpercaya untuk menjaga kesehatan udang dan lingkungan agar budidaya udang optimal.

Dalam budidaya udang, selalu ditemukan tantangan penyakit  yang membuat petambak harus  beradaptasi dan menemukan solusi yang tepat  untuk mengatasinya. Perusahaan obat-obatan  ikan dan udang--PT Elanco Animal Health  Indonesia pun mengajak petambak dalam  berdiskusi untuk menjawab tantangan dan  menemukan solusi menghadapi penyakit.


Diskusi ini dikemas dengan tajuk  “Elanco Aquaculture Master Class; Info  Terkini Penyakit pada Udang: Tantangan dan Solusi” tersebut terlaksana atas kerja bareng  PT Elanco dengan paguyuban praktisi ikan dan  udang Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur  (FKPA) pada 15-17 Juni lalu. Rangkaian  diskusi diawali di tambak PT MTS, Sumur, Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan;  dilanjutkan di tambak udang di Sukarame,  Kabupaten Pesawaran; dan terakhir di  Kabupaten Pesisir Barat. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Harian FKPA Rudi Kusharyanto. Dalam sambutannya, Rudi menyambut baik dan mendukung  diskusi udang sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan para anggota  FKPA mengenai perkembangan budidaya dan  penyakit serta cara penanganannya. 


Rudi mengakui, teknis budidaya  terus berkembang dan penyakit terus  bermutasi. “Untuk itu kita perlu mengikuti perkembangannya sehingga bisa mengantisipasinya di tambak masing-masing,”ujar Rudi.


Dapatkan Produk Coforta A Disini!



Pemahaman Etiologi Penyakit  Udang

Dan dalam diskusi ini, PT Elanco juga  mengajak praktisi dan konsultan tambak, Agus Saiful Huda, untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan peserta diskusi. Ia mengawali pemaparannya dengan menyatakan, perlu pemahaman baru tentang etiologi  penyakit. 


Jika pada awalnya pemahamannya  penyakit disebabkan patogen, maka sekarang  pemahaman itu harus diubah. Yakni, Agus  menuturkan, penyakit merupakan patobiome  concept; yakni integrasi simbion, inang, dan  lingkungan.  Dikuti dari berbagi sumber, papar  Agus, mikroba yang sebelumnya tidak  dianggap patogen dapat menjadi patogen dalam kondisi lingkungan tertentu. Ketika  komunitas bergabung untuk menyebabkan penyakit, disebut patobiom. 


“Dengan kondisi demikian, maka pelaku  usaha tambak udang jangan terkungkung  dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)  yang baku, sebab tantangannya kompleksitas  persoalan. Untuk itu perlu perubahan paradigma mengenai penyakit udang,” jelas Agus.  Dalam mencegah penyakit, Agus menyatakan, tidak bisa melalui satu pendekatan  melainkan harus melalui pendekatan secara holistik. Yang dimaksud pendekatan holistik,  yakni faktor tidak nyata dan faktor hayati. 


Harus diperhatikan faktor lingkungan serta kesehatan udang itu sendiri.  “Pada lingkungan yang jelek dan  vibrio tinggi maka pertumbuhan udang  juga tidak baik karena kebutuhan pakan  untuk perawatan menjadi tinggi. Sebaliknya, jika lingkungan baik, maka kebutuhan  pakan untuk energi dan perawatan menjadi  berkurang sehingga pertumbuhan udang  lebih baik,” jelas Agus.


Kunjungi Elanco Animal Health Indonesia Disini!


Menjaga Sistem Pencernaan Udang

Dalam manajemen penyakit udang  secara holistik ini, didukung secara lebih lanjut oleh Elanco. Dimana, Elanco mendukung budidaya udang yang tidak hanya dari  sisi kesehatan udangnya, melainkan pula lingkungan budidaya udang itu sendiri. Untuk menjaga kesehatan udang,  ditekankan oleh Team Technical Elanco  Global Innovation Specialist, Akrom Muflih. 


Dimana, agar udang sehat harus dimulai dari  kesehatan organ-organnya, terutama organ  dalam sistem pencernaan.  Akrom lebih jauh menjelaskan soal optimalisasi proses pencernaan udang. “Bagaimana cara mengurangi energi untuk  pemeliharaan/perawatan sehingga lebih  banyak untuk pertumbuhan. Yakni dengan  memperbaiki penyerapan saluran pencernaan  udang,” tutur Akrom. 


Akrom menyebut, kualitas pencernaan  udang terletak pada sejauh mana penyerapan  nutrisinya. Sekitar 60 - 70 % metabolisme  untuk energi dan pertumbuhan, dan sumber  protein udang berasal dari metabolisme  pencernaan ini.  Adanya penyakit, terang Akrom, tidak  jarang mempengaruhi sistem pencernaan  udang yang berakibat penurunan penyerapan  nutrisi karena energinya teralihkan untuk  perlawanan terhadap penyakit. Contohnya  saja penyakit AHPND.


Akrom menerangkan, penyakit  AHPND yang masuk ke saluran pencernaan  udang mempengaruhi mikrobiologi, yakni  mikroba-mikroba yang hidup di dalam usus. Di dalam usus, penyakit AHPND ini tidak  langsung mengeluarkan toksin, melainkan  membentuk koloni terlebih dahulu. “Jadi sebelum AHPND mengeluarkan  toksin, kita perlu memperkuat terlebih  dulu mikroba di dalam usus udang dengan  meningkatkan mikrobium (semua mikroba yang berasosiasi dengan usus udang). Mikroba  di dalam usus perlu dikelola karena akan  menentukan ketahanan udang terhadap  serangan penyakit,” lanjutnya.


Menyambung hal itu, ungkap Akrom,  saat ini Elanco memasarkan sejumlah produk  yang mendukung budidaya udang, khususnya terkait sistem pencernaan udang. Di antaranya yakni Coforta A yang berfungsi untuk  meningkatkan metabolisme udang. Coforta merupakan penemuan inovatif oleh Bayer  Animal Health pada 1958 yang belakangan bergabung ke Elanco Animal Health. 


Terdapat dua bahan aktif dari Coforta A; yakni butaphosphan dan vitamin B-12  yang melengkapi fungsi butaphosphan. Butaphosphan sendiri berbentuk sintetis yang termasuk dalam golongan asam organik phosphoric acid (asam fosfat), bertujuan untuk meningkatkan sintesa fosfor dalam sel. Sementara Vitamin B-12 dalam bentuk senyawa cyanocobalamin, yang meningkatkan siklus citrid acid dalam sel. 


“Secara umum, produk ini dikhususkan untuk meningkatkan metabolisme sel. Dalam sel terdapat organel yang berfungsi untuk respirasi dan metabolisme. Setelah dapat asupan energi dari pakan, bahan makanan masuk dalam sel, kemudian terjadilah proses respirasi sehingga menghasilkan energi,” jelas Akrom.


Asam fosfat yang terdapat dalam Coforta A memberikan sumbangan untuk metabolisme, sehingga menghasilkan energi yang lebih signifikan dari kondisi normal. Ketika sel diberi asupan fosfor yang lebih banyak, maka akan menurunkan hasil sampingan dan fokus pada pembentukan energi. Energi cadangan yang bisa dipakai pun bertambah secara signifikan dan hasil sampingan menurun, sehingga pertumbuhan udang lebih optimal.


“Butaphosphan juga berfungsi untukmenurunkan hormon stres udang sehinggaenergi yang digunakan untuk penanganan stres berkurang. Jika energi banyak digunakan untuk penanganan stres, maka pertumbuhan menjadi lambat. Jika tingkat stresnya turun, tentu pertumbuhan udang menjadi optimal,” urai Akrom. 


Produk berikutnya yakni Aqua C+ yang merupakan asam organik, mengandung vitamin C, dan minyak esensial yang berfungsi untuk meningkatkan kecernaan pakan di dalam usus udang. Selain itu, Akrom juga memperkenalkan Protexin Aquatech yang merupakan probiotik dengan kandungan bakteri Bacillus. Ditambahkan Akrom, produk ini sudah dicoba untuk mengendalikan vibrio para dengan dosis yang paling tepat yakni 100 ppm per hari.


Dapatkan Desinfektan Aquasept Disini!


Lingkungan Optimal untuk Cegah Penyakit

Di sisi lain, Akrom kemudian menerangkan penanganan penyakit udangdari sisi lingkungan budidaya tambak. Dan produk Elanco, terangnya, mendukung kenyamanan tambak udang itu sendiri. Antara lain; Aquasept 3.0 yang merupakan sejenis klorin. Di Eropa, tutur Akrom, Aquasept 3.0 produksi Elanco sudah populer karena tidak bersifat toxid, tetapi membentuk molekul berbeda. Bentuknya tablet dan mudah larut di dalam air dan dalam hitungan menit sudah terurai.


“Pemakaiannya sangat hemat dan efisien. Untuk tahap persiapan, dosisnya 0,5 ppm dan untuk di tandon dosisnya 0,1-0,2 ppm. Aquasept 3.0 bersifat hypochlorus yakni mampu menghancurkan bakteri dan vibrio sampai ke inti sel,” urai Akrom. Dijelaskannya, aplikasi Aquasept 3.0 tidak menyebabkan plankton drop. Bahkan Aquasept 3.0 bisa untuk disinfeksi cepat karena 12 jam setelah aplikasi, tambak kembali normal. Itu terjadi karena Aquasept 3.0 tidak bersifat reaktif seperti kaporit.


Dengan pengenalan produk-produknya secara gamblang kepada petambak, Tri Handayaning Tyas, Head of Sales and Marketing PT Elanco Animal Health Indonesia pun percaya diri dengan antusiasme petambak.“Produk-produk kami merupakan pendatang baru di Lampung. Meski begitu, sudah ada pembudidaya yang mengaplikasikannya dan hingga kini perkembangannya memuaskan,” ungkapnya. 


Tri menjelaskan, Elanco yang mengakuisisi Bayer memproduksi danmemasarkan obat-obatan unggas, sapidan ikan dan udang. “Produk-produk kami sudah bukan barang baru karena sudah lama diaplikasikan untuk kesehatan hewan,” paparnya optimis.



Artikel lainnya