• Home
  • Infomina
  • KKP Fokus Bangun Budidaya Berkelanjutan dan Berdaya Saing

KKP Fokus Bangun Budidaya Berkelanjutan dan Berdaya Saing

| Tue, 24 Mar 2020 - 16:45

Presiden Joko Widodo memberikan dua arahan penting kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terkait sektor kelautan dan perikanan dalam lima tahun mendatang. Kedua arahan tersebut ialah komunikasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dan penguatan budidaya.

Karena itu, Menteri Edhy bergerak cepat, salah satunya dengan menggelar rapat pembahasan Road Map Pembangunan Perikanan Budidaya 2020 – 2024. Dalam rapat bersama Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tersebut, ia meminta jajarannya untuk berani berpikir di luar kebiasaan.

“Budidaya ini sangat diharapkan presiden untuk memutus masalah. Kita tidak bisa mengatasi masalah seperti biasanya. Kita harus out of the box,” kata Menteri Edhy di ruang rapat Gedung Mina Bahari IV, Senin (23/3).

Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya pun bertransformasi. Dari yang semula berorientasi pada peningkatan produksi, menjadi pembangunan budidaya yang berkelanjutan dan berdaya saing. Perubahan paradigma tersebut juga tetap mempertimbangkan potensi dan daya dukung lingkungan, ekonomi, dan sosial di wilayah pengelolaan perikanan budidaya.


Sementara Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto memaparkan strategi pembangunan perikanan budidaya 2020-2024 memiliki empat aspek, yakni peningkatan produksi, peningkatan kesejahteraan, pengelolaan kawasan berkelanjutan dan integrasi lintas sektor. Di antara komoditas unggulan yang masuk dalam fokus perikanan budidaya ialah udang, rumput laut, lobster, ikan patin, ikan hias, ikan sidat serta salah satu akan yakni magot.

“Target produksi lobster dari Rp330 miliar pada 2020 menjadi sebesar Rp 1,73 triliun ada 2024. Volume produksi lobster dari 1.377 ton di tahun 2020 menjadi 7.220 ton pada 2024,” jelas Slamet.

Slamet menambahkan, untuk masyarakat perkotaan, jajarannya akan fokus pada budidaya ikan hias. Pengelolaan usaha budidaya ikan hias akan dilakukan dalam bentuk klaster, dimana skala ekonomi 1 klaster minimal 10 kelompok dengan masing-masing 6 paket.

“Visi perikanan budidaya ke depan ialah peningkatan ekspor, ketahanan pangan dan lapangan pekerjaan,” kata Slamet.


Sumber: KKP News

Artikel lainnya