Elanco Ramaikan Industri Akuakultur

| Fri, 10 Dec 2021 - 12:37

PT Elanco Animal Health Indonesia (Elanco), perusahaan yang bergerak di industri peternakan memperluas bisnisnya di Indonesia. Perusahaan global yang fokus pada kesehatan hewan ternak dan hewan kesayangan ini, kini ikut meramaikan industri akuakultur Indonesia.


Pada webinar Elanco  Aquaculture Masterclass 2021 (17/3), perusahaan ini resmi memperkenalkan diri kepada pembudidaya tanah air. “Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi Elanco, karena pertama kalinya bagi Elanco memperkenalkan diri dan berkontribusi di pasar budidaya udang,” ucap Elanco luncurkan produk unggulannya Coforta® A yang berperan meningkatkan performa udang, membantu penambahan berat badan secara cepat, mengurangi ketidakseragaman, tahan terhadap syok lingkungan, meningkatkan nafsu makan, dan pemulihan kesehatan yang cepat Tri Handayaning Tyas, Head of Aquaculture and Pet Health, PT Elanco Animal Health Indonesia dalam sambutannya.


Tri melanjutkan, Elanco senantiasa mendedikasikan segala inovasi dan daya upayanya di bidang kesehatan hewan. Ia mengatakan, “Kami percaya bahwa semua diawali dengan hewan yang sehat, yang berperan dalam penyediaan pangan yang sehat pula.” Elanco berkomitmen untuk selalu mendukung dan menjadi partner terpercaya bagi para pembudidaya di dalam meningkatkan kesehatan melalui produk-produk inovatif, keahlian, dan pelayanan yang maksimal.


Dapatkan Produk Coforta A Disini!


Elanco juga berkomitmen untuk membantu pembudidaya agar sukses berbudiya di tengah banyaknya tantangan yang harus dihadapi, contohnya wabah penyakit. Melalui webinar ini, Tri berharap bisa membantu suskses berbudidaya dan membawa pembudidaya menjadi pemain utama di pasar produksi udang dunia. Ia juga berharap pandemi segera berakhir dan dapat bertatap muka langsung untuk berdiskusi dengan para pembudidaya.


Launching Coforta® A Pada webinar ini, Elanco juga meluncurkan produk unggulannya yaitu Coforta® A. Produk feed additive ini diformulasikan  untuk meningkatkan metabolisme pada udang. Dijelaskan oleh Jan Koesling, Global Innovation Lead Warm Water Aquaculture, Elanco, Coforta® A merupakan penemuan inovatif dan sangat unik karena mengandung bahan aktif butaphosphan dan vitamin B12.


Butaphosphan telah diteliti dan dikembangkan oleh former Bayer sejak 1958. Butaphosphan berperan dalam menurunkan hormon stres di sel. Ketika udang dihadapkan pada stres maka hormon stres akan muncul dan udang akan menggunakan banyak energinya untuk mengatasi stres PM-ID-21-0105 EDISI 107 l Tahun IX l 15 April - 14 Mei 2021 TROBOSAqua 37 Meningkatkan metabolisme dan membantu pertumbuhan Keunggulan Coforta® A berdasarkan riset sehingga mengakibatkan pertumbuhan melambat bahkan menyebabkan kematian.


Diterangkan Jan, pemberian Coforta® A dengan dosis tertentu dapat menurunkan efek stres atau munculnya hormon stres secara signifikan. Sambungnya, Coforta® A juga membantu udang fokus untuk menghasilkan energi yang lebih signifkan dan lebih banyak dari kondisi normal. Efeknya adalah energi cadangan akan meningkat pula dan hasil sampingan akan turun.


Kunjungi Elanco Animal Health Indonesia Disini!


Berdasarkan hasil riset, setelah pemberian Coforta® A dengan dosis tertentu akan meningkatkan energi cadangan di dalam sel. Pada liver, Coforta® A dapat meningkatkan glikogen hingga 19,7 % dan ATP hingga 53,3 %. Coforta® A juga memberikan energi tambahan pada otot, dimana ATP meningkat signifikan hingga 175 % dan ADP hingga 74,5 %. Energienergi cadangan ini bisa digunakan untuk menangani stres dan pertumbuhan.


“Coforta® A diformulasikan khusus untuk industri akuakultur yang teknologinya diadopsi dari industri peternakan. Hasil akhir dari Coforta® A adalah untuk menyukseskan siklus budidaya sehingga menghasilkan pendapatan yang melimpah,” papar Jan. Coforta® A memiliki banyak manfaat penting lainnya. Diantaranya dapat meningkatkan performa udang, meningkatkan penambahan berat badan secara cepat, mengurangi ketidakseragaman, tahan terhadap syok lingkungan, meningkatkan nafsu makan, dan pemulihan kesehatan yang cepat.


Suskes Budidaya Webinar yang digelar Elanco ini mengangkat tema Menuju Sukses Budidaya Udang 2021 dan Mitigasi Penyakit AHPND. Juga menghadirkan Agus Saiful Huda, Praktisi Budidaya Udang dan Konsultan sebagai pembicara utama. Agus mengungkapkan, setidaknya ada tujuh indikator kesuksesan budidaya udang. Survival rate atau kelangsungan hidup yang tinggi, efisiensi pakan tinggi, pertumbuhan yang cepat.


Kemudian waktu berbudidaya yang singkat, 90 - 100 hari atau 2,5 - 3 siklus dalam satu tahun. Selanjutnya produktivitas optimal sesuai dengan daya dukung, berbiaya rendah, dan berkelanjutan. Selanjutnya Agus menjelaskan bahwa bisnis budidaya udang merupakan kegiatan ekonomi. Artinya budidaya udang tidak terlepas dari bisnis pendukung. Seperti bisnis peralatan, pakan, nutrisi, kesehatan, hatchery, cold storage, dan masih banyak lainnya. Bisnis-bisnis ini membentuk mata rantai akuakultur.


Rantai bisnis tersebut ditentukan oleh mata rantai yang paling lemah. Menurut pengalaman dan pengamatannya selama 30 tahun masuk di bisnis udang, rantai yang paling lemah adalah tambak udang. “Untuk itu semua stakeholder yang terlibat di semua mata rantai bisnis udang harus saling bersinergi dan menguatkan. Kalau tambak lumpuh pasti akan berpengaruh pada bisnis pendukung dan mata rantai lainnya,” paparnya.


Dapatkan Desinfektan Aquasept Disini!


Agus menegaskan bahwa industri ini harus sehat dan bertumbuh. Bersinergi dan saling menguatkan adalah rumus yang diperlukan untuk menciptakan industri udang yang berkelanjutan. Kita juga harus menghasilkan produk-produk yang sehat, aman dan mungkin halal, untuk kebaikan nutrisi pangan di planet ini. Berbicara mengenai penyakit, Agus mengungkapkan bahwa penyakit menjadi faktor pembatas yang sering dialami pembudidaya. Penyakit udang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, parasit, dan faktor lingkungan. Penyakit bisa timbul kalau patogen, host, atau lingkungan mengizinkan mereka untuk menginfeksi.


Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio dan sering muncul adalah AHPND, EHP, WFD, SHPN. Untuk menyikapinya, menurut Agus perlu memahami siklus hidup bakteri, asalnya, habitat, transmisinya, dan cara kerja infeksinya untuk memudahkan pembudidaya mengendalikan penyakit. Selain itu pembudidaya juga harus tahu manajemen tambak yang baik dan benar. Menghindari kondisi yang bisa menimbulkan stres pada udang karena akan mempengaruhi imunitasnya. Aspek-aspek sanitasi, higienitas, dan biosekuriti harus dikerjakan secara tepat dan ketat. Preparasi kolam sebelum tebar juga perlu perhatian lebih.


Harus dipastikan kolam zero bakteri, virus, spora, dan sumber penyakit lainnya. “Lingkungan makro tambak sudah semakin berat dan kompleks. Tugas kita adalah menyederhanakan kompleksitas dengan metode yang sederhana, mudah, dan efisien dalam tatanan dan aturan ekologis,” pungkas Agus.


Artikel lainnya