• Home
  • Infomina
  • Budidaya Ikan Patin, Agar Untung Makin Besar Rudi Buat Pakan Sendiri

Budidaya Ikan Patin, Agar Untung Makin Besar Rudi Buat Pakan Sendiri

| Wed, 25 May 2022 - 13:39

Agar bisa memenuhi pakan seluruh ikan patin di 19 kolam miliknya, Rudi membuat pakan (pellet) ikan hasil olahan sendiri. Dengan mesin modifikasi buatannya yakni menggunakan mesin Diesel 11 PK, Rudi membuat pakan secara mandiri dari bahan campuran ikan asin yang sudah tidak dikonsumsi lagi, bekatul (dedak halus), konsentrat, tepung kedelai dan bungkil kelapa.


Langkah ini dilakukan Rudi, sebagai salah satu cara efisiensi menekan biaya dalam membudidaya ikan. Proses pembuatan pakannya pun tergolong tidak begitu sulit, cukup dengan bantuan mesin. Pengolahan pakan itu, dikerjakan di gudang miliknya yang berada tidak jauh dari rumahnya dan di lokasi lahan kolam miliknya.


Dalam budidaya ikan patin, biaya pakan berkontribusi besar tentunya pada pengeluaran hingga mencapai 50 persen lebih dari total biaya operasional. Rudi bisa dibilang sebagai pionir bagi pembudidaya ikan di Kecamatan Jati Agung maupun di Lampung Selatan yang membuat pakan ikan patin olahan sendiri.


Rudi mengatakan, untuk menekan biaya atau efisiensi dalam budidaya ikan patin, Ia membuat pakan olahan sendiri dengan bahan ikan asin, bekatul, konsentrat, tepung kedelai dan bungkil kelapa. Sebelum diproses, semua bahan itu dicampur dan diaduk hingga merata. Setelah itu, baru dimasukkan ke wadah kotak yang terbuat dari papan di atas mesin pengolahan pakan.


Baca juga: Maggot, Alternatif Sumber Protein untuk Pakan Ikan


“Pakan bahan campuran itu, dimasukkan ke dalam lubang mesin dan keluar dalam bentuk butiran kecil-kecil dan setelah itu pakan sudah siap atau bisa digunakan,”kata dia kepada teraslampung.com.


Untuk kebutuhan pakan ikan di 19 kolam miliknya, kata Rudi, sekali buat pakan 2 ton setiap harinya. Dalam sehari, sekitar 1 ton 1 kuintal untuk memberikan makan ikan patin di 19 kolam miliknya. Rudi meyakini, selama memanfaatkan mesin pembuat pakan ini, tentunya membuat dirinya sangat terbantu yakni dari sisi finansial biaya pengeluaran untuk pakan ikan.


“Kalau beli pakan ikan buatan pabrik, harganya memang mahal Rp 10.500/Kg. Sementara pakan buatan sendiri pakai mesin ini, saya jual Rp 5.000/Kg. Yang jelas biaya yang dikeluarkan tidak mahal, tentunya bisa menekan biaya untuk budidaya ikan patin,”ungkapnya.


Selain digunakan sendiri, lanjut Rudi, pakan ikan patin hasil olahannya ini dijual ke pembudidaya ikan patin di sekitar wilayahnya (Lampung Selatan) dan ke beberapa wilayah di Lampung. Selain itu, Ia juga menerima pesanan pakan dari konsumen yang berada di luar daerah Lampung. Bahkan belum lama ini, Ia baru menerima pesanan pakan dari daerah Blitang, Sumatera Selatan sebanyak 10 ton pakan.


Baca juga: Tingkatkan Kecernaan Pakan Ikan dengan Fermentasi


“Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, setiap hari saya memproduksi pakan 7 kuintal (700 Kg) dalam sehari. Meski pakan hasil olahan sendiri, tapi kualitas dan kandungan nutrisi pakan buatan ini tidak kalah dengan pakan yang mahal buatan pabrik,”kata dia.


Dari hasil budidaya ikan patin yang digelutinya, Rudi bisa mendapat keuntungan mencapai ratusan juta. Belum lagi dari hasil penjualan pakan olahannya sendiri, tentunya memberikan kontribusi pendapatannya mencapai puluhan juta.


“Alhamdulilah, omzet yang saya dapat dari jual pakan olahan sendiri ini cukup lumayan. Dalam sebulan ya bisa puluhan juta omzetnya,”tandasnya.


Pakan buatan, adalah pakan yang dibuat dengan susunan bahan tertentu dan gizi sesuai keperluannya. Dalam budidaya ikan patin, pemberian pakan buatan merupakan hal mutlak yang dibutuhkan karena mampu menunjang pertumbuhan ikan patin secara optimal.


Baca juga: Sesuaikan Kebutuhan Pakan Ikan Patin dengan Umur Ikan


Sebenarnya, pakan buatan yang terjamin dalam hal kualitas maupun kandungan nutrisinya adalah pakan buatan pabrik. Namun penggunaan pakan buatan pabrik, memang cenderung memakan biaya produksi relatif tinggi. Sehingga dalam pemberian pakan buatan pabrik, dibutuhkan manajemen yang baik dan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan ikan.


Sedangkan penggunaan pakan buatan sendiri, merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan atau meminimalisir membengkaknya biaya pakan. Namun kandungan gizi yang dibutuhkan ikan patin, harus benar-benar diperhatikan.


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh teraslampung.com. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.


Artikel lainnya