• Home
  • Infomina
  • Blue Food Indonesia Digalakkan demi Penuhi Nutrisi Pangan Nasional

Blue Food Indonesia Digalakkan demi Penuhi Nutrisi Pangan Nasional

| Tue, 22 Nov 2022 - 11:47

Pangan biru atau pangan air (blue food) memiliki peranan besar dalam berbagai hal. Dimulai dari memenuhi kebutuhan pangan nasional hingga berperan sebagai mata pencaharian sebagian besar penduduk sekitar sumber air, seperti waduk, sungai, pesisir dan lainnya. Tercatat, pada 2021, blue food menjadi salah satu sumber devisa negara dan memperoleh uang hingga mencapai USD 4,5 miliar.

 

Demi menjaga dan meningkatkan peran pangan biru dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dan permintaan pasar ikan nasional yang kian meningkat. Saat ini, Indonesia sangat membutukan perbaikan tata kelola, sistem produksi, peningkatan nilai tambah, penetrasi pasar dan inobasi teknologi dalam pendayagunaan potensi pangan biru (blue food).

 

Sebagai upaya untuk memperkuat langkah antisipasi dalam merespon isu-isu terkini terkait Blue Agen, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema ‘Pengembangan Produksi Berkelanjutan, Inovasi dan Daya Saing Produk Blue Food untuk Pemenuhan Konsumsi Pangan Domestik dan Penguasaan Pasar Ikan Global’.

 

Baca juga: Pilihan Kolam Lele dengan Kelebihan dan Kekurangannya


Acara ini dilaksanakan pada (10/11) di Hotel Aryaduta Jakarta. Antusias peserta tampak dari dipenuhinya ruangan oleh peserta yang terdiri dari berbagai profesi dan kalangan. Tak lupa, acara seminar ini pun disiarkan secara langsung melalui Zoom meeting dan kanal Youtube Kemenko Marves. Selain penyampaian materi seminar, acara ini diisi dengan penandatangan MoU Kerja Sama Risset dan Dunia Usaha dalam Pengembangan Blue Food Seaweed Estate di Maluku Tenggara dan Kepulauan Riau, serta soft launching produksi test kit dalam negeri demi antisipasi wabah serangan penyakit pada komoditas udang sebagai produk utama perikanan Indonesia.

 

Pada acara seminar nasional kali ini, penyampaian pemaparan dan diskusi dibagi menjadi 3 sesi dengan tema yang berbeda-beda. Di sesi pertama, acara dipandu oleh moderator Ikram Sangaji, Asdep Pengelolaan Perikanan Tangkap Kemenko Marvest. Tema diangkat adalah Urgensi Peran Strategis Blue Food dalam Pemenuhan Pangan Nasional dan Kebutuhan Pasar Ikan Global yang Berkualitas dan Berkelanjutan. Dengan empat narasumber, diantaranya : Ishartini, Plt Dirjen PDSKP; Yonvitner, Direktur PKSPL IPB; Hendra Sugandhi, Wakil Ketua Komite Perikanan Apindo KKP; Sudari Pawiro, Representative UNIDO Indonesia.

 

Di sesi kedua, acara dipandu oleh Ita Sualia, UNINDO GQSP Indonesia. Berbeda dari sesi pertama, kali ini tema yang diusung adalah Inovasi dan Pengembangan Jejaring Blue Food Collaborative Network. Dengan 3 narasumber, diantaranya yaitu : Tineke Adam, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara; Mala Nurimala, Universitas IPB; Seli Katarina, Representative USAID Indonesia.

 

Artikel terkait: Teknologi Kincir Tingkatkan Survival Rate Budidaya Kepiting Soka


Di sesi terakhir, acara dipandu oleh Artati Widiarti, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebagai penutup, tema yang disampaikan mengenai Penguatan Pranata Produksi Berkelanjutan dan Pemasaran Blue Food. Diisi oleh 4 narasumber, diantaranya : Nicodemus Ubro, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Tenggara; Imam Musthofa Zainudin, Director of Marine and Fisheries WWF Indonesia, Farid Naufal Aslam, CEO Aruna; Dedeh Kurniasih, Perwakiln Perhimpunan Pengusaha Jasa Boga Indonesia.

--


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Trobos Aqua. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya